Sabtu, 06 Januari 2024

Gerakan Transformasi Ki Hadjar Dewantara dalam Perkembangan Pendidikan Indonesia

Titi Indah Larasati

            Dinamika dunia pendidikan Indonesia baik pada masa sebelum atau sesudah kemerdekaan tidak dapat dilepaskan dari peran transformasi pendidikan Ki Hadjar Dewantara. Ki Hadjar Dewantara memiliki nama asli Soewardi Soerjaningrat, seorang revolusioner pendidikan Indonesia melalui konsep “Taman Siswa”. Berangkat dari keresahan mengenai kondisi pendidikan Indonesia, Taman Siswa menjadi konsep pendidikan yang ditawarkan oleh Ki Hadjar Dewantara sebagai solusi dari pendidikan yang tidak ideal terutama pada masa penjajahan Belanda atau sebelum kemerdekaan.

Sebelum Indonesia merdeka, Pendidikan di Indonesia masih lekat dengan pengaruh kolonial Belanda. Sistem pendidikan cenderung eksklusif yang untuk kalangan tertentu saja dan terbatas hanya untuk kepentingan kolonial, yakni membantu bisnis kolonial. Melalui Keputusan Raja Belanda Nomor 95 tahun 1848, lahir Sekolah Bumi Putra, tujuannya utamanya adalah untuk mendidik calon-calon pegawai negeri (Makmur, Haryono, & Sukri Musa, 1993). Pendidikan yang diberikan pun terbatas yakni baca, tulis dan hitung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsep pendidikan yang ditawarkan hanya berfokus pada aspek akademis atau kognitif.

Ki Hadjar Dewantara melalui Taman Siswa, merespon diskriminasi pendidikan tersebut dengan merancang sistem pendidikan yang lebih inklusi dan dapat mengakomodasi seluruh lapisan masyarakat. Konsep pendidikan yang ditawarkan oleh Ki Hadjar Dewantara adalah Pendidikan Holistik yang mencakup aspek fisik, mental, jasmani dan rohani. Hal ini mencerminkan pemahamannya mengenai kompleksitas manusia dan kebutuhan mereka untuk berkembang secara menyeluruh untuk menjadi pribadi yang utuh. Dengan pendidikan yang holistik, diharapkan seorang individu dapat menentukan identitas, makna dan tujuan hidup.

Selain konsep pendidikan holistik, pemikiran Ki Hadjar Dewantara dalam bidang pendidikan adalah sistem among yang meliputi dua konsep dasar yakni kodrat alam dan kemerdekaan. Manusia sebagai makhluk adalah satu dengan kodrat dengan kodrat alam ini. Sedangkan kemerdekaan mengandung arti kebebasan untuk mengatur dirinya sendiri dengan syarat tertib damai dalam bermasyarakat. (Nurhalita & Hudaidah, 2021) Peserta didik yang diberikan kebebasan berpikit dalam mengembangkan kemampuan berpikir, kreatifitas dan bakat yang ada dalam dirinya dan tidak terhambat oleh orang lain.

Setelah Indonesia meraih kemerdekaan, konsep Taman Siswa semakin mendalam dan melekat dalam pembentukan dasar-dasar pendidikan nasional Indonesia. Prinsip pendidikan yang gagas oleh Ki Hadjar Dewantara menjadi bagian dalam perumusan kebijakan pendidikan Nasional. Hal ini dapat dicermati melalui UUD 1945 yang mencerminkan semangat Taman Siswa dengan menegaskan bahwa pendidikan adalah hak setiap warga negara. Namun demikian, dalam perjalanannya transformasi Ki Hadjar Dewantara juga menemui tantangan. Salah satunya adalah menyelaraskan berbagai sistem pendidikan yang memiliki kekhasan masing-masing di setiap daerah Indonesia. Hal ini menjadi sesuatu yang dapat dipastikan akan terjadi karena kebhinnekaan Indonesia.

Hingga saat ini, konsep pendidikan yang di perjuangkan oleh Ki Hadjar Dewantara masih relevan untuk pendidikan Indonesia. Sebagai contoh, implementasi merdeka belajar dan kurikulum merdeka. Dengan konsep merdeka belajar, peserta didik digali dan dikembangkan potensinya melalui berbagai upaya dan pertimbangan agar dapat meraih kebebasan dalam belajar. Mendikbud juga mengeluarkan empat kebijakan baru berkaitan dengan merdeka belajar diantaranya Pertama, ujian sekolah berstandar nasional digantikan dengan assessment oleh pihak sekolah. Kedua, ujian nasional diubah menjadi assessment kompetisi minimum survei meliputi (karakter, numerasi dan literasi). Ketiga, penyederhanaan sistem RPP, sehingga guru dapat lebih fokus kepada siswa. Keempat, penerimaan peserta didik baru (PPDB), sistem zonasi diperluas sehingga dapat memeratakan akses pendidikan. (Ainia, 2020)

Kesimpulan, Gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara melalui Taman Siswa memberikan kontribusi dalam perkembangan pendidikan Indonesia. Pemikiran mengenai pendidikan holistik, inklusif dan relevan tidak hanya merespon tantangan pendidikan masa lalu dan menjadi fondasi untuk pendidikan Nasional Indonesia. Program merdeka belajar, dan kebijakan pendidikan mengenai merdeka belajar menjadi salah satu bukti relevansi gerakan transformasi Ki Hadjar Dewantara.


 

Referensi

 

Ainia, D. K. (2020). Merdeka Belajar dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara dan Relevansinya bagi Pengembangan Pendidikan Karakter. Journal Filsafat Indonesia, Vol 3 No 3, 95-101.

Makmur, D., Haryono, P. S., & Sukri Musa, H. S. (1993). Sejarah Pendidikan di Indonesia Zaman Penjajahan. Jakarta: CV. Manggala Bhakti.

Nurhalita, N., & Hudaidah. (2021). Relevansi Pemikiran Pendidikan Ki Hajar Dewantara pada Abad ke 21. Jurnal Ilmu Pendidikan Volume 3 Nomor 2, 298 - 303.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar